PENGOLAH DATA
Tahap pengolahan data sangat menentukan seberapa jauh tingkat keakuratan
dan ketepatan data statistik yang dihasilkan. BPS merupakan instansi
perintis dalam penggunaan komputer karena telah memulai menggunakannya
sejak sekitar 1960. Sebelum menggunakan komputer, BPS menggunakan
kalkulator dan alat hitung sipoa dalam mengolah data.
Teknologi komputer yang diterapkan di BPS selalu disesuaikan dengan
perkembangan teknologi informasi dan juga mengacu kepada kebutuhan.
Personal komputer yang secara umum lebih murah dan efisien telah dicoba
digunakan untuk menggantikan mainframe. Sejak 1980-an, personal komputer
telah digunakan di seluruh kantor BPS provinsi, diikuti dengan
penggunaan komputer di seluruh BPS kabupaten dan kota sejak 1992.
Dengan menggunakan personal komputer, kantor statistik di daerah dapat
segera memproses pengolahan data, yang merupakan rangkaian kegiatan yang
dimulai dari pengumpulan data, kemudian memasukkan data mentah ke dalam
komputer dan selanjutnya data tersebut dikirim ke BPS pusat untuk
diolah menjadi data nasional.
Pengolahan data menggunakan personal komputer telah lama menjadi contoh
pengolahan yang diterapkan oleh direktorat teknis di BPS pusat, terutama
jika direktorat tersebut harus mempublikasikan hasil yang diperoleh
dari survei yang diselenggarakan.
Pengolahan data Sensus Penduduk tahun 2000 telah menggunakan mesin
scanner, tujuannya untuk mempercepat kegiatan pengolahan data. Efek
positif dari penggunaan komputer oleh direktorat teknis yaitu selain
lebih cepat, juga dapat memotivasi pegawai yang terlibat turut
bertanggung jawab untuk menghasilkan sebanyak mungkin data statistik dan
indikator secara tepat waktu dan akurat dibanding sebelumnya. Selain
itu, penggunaan computer sangat mendukung BPS dalam menghasilkan
berbagai data statistik dan indikator-indikator yang rumit seperti
kemiskinan, Input-Output (I-O) table, Social Accounting Matrix (SAM),
dan berbagai macam indeks komposit dalam waktu yang relatif singkat.
Pada 1993, BPS mulai mengembangkan sebuah sistem informasi statistik
secara geografis khususnya untuk pengolahan data wilayah sampai unit
administrasi yang terkecil yang telah mulai dibuat secara manual sejak
1970. Data wilayah ini dibuat khususnya untuk menyajikan karakteristik
daerah yang menonjol yang diperlukan oleh para perumus kebijakan dalam
perencanaan pembangunan.
Dalam mengolah data, BPS juga telah mengembangkan berbagai program
aplikasi untuk data entry, editing, validasi, tabulasi dan analisis
dengan menggunakan berbagai macam bahasa dan paket komputer. BPS
bertanggung jawab untuk mengembangkan berbagai perangkat lunak komputer
serta mentransfer pengetahuan dan keahliannya kepada staf BPS daerah.
Pembangunan infrastruktur teknologi informasi di BPS didasarkan pada
tujuan yang ingin dicapai yaitu mengikuti perkembangan permintaan dan
kebutuhan dalam pengolahan data statistik; melakukan pembaharuan/inovasi
dalam hal metode kerja yang lebih baik serta memberikan kemudahan
kepada publik dalam mendapatkan informasi statistik.
sumber : http://up-ayu-9b.blogspot.com/2011/02/vii-pengolah-data.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar